Kamis, 11 September 2008

Wahai putriku....Bapak saat ini sedang memasuki usia 44 tahun. Usia muda telah aku lewati, aku tinggalkan kenangan, impian, lamunan-lamunan dengan segala ujian-ujian dunia.

Dengarlah ucapan dari kata-kataku, Ucapan-ucapan benar yang saya sampaikan secara jelas dan gamblang. Semua apa yang akan saya sampaikan, adalah dari hidupku sendiri. Karenanya, mungkin engkau belum pernah atau tidak pernah atau malah tidak akan pernah mendengar dari orang lain.

Wahai putriku......sering saya menyeru, mengajak kepada teman-teman untuk menegakkan akhlak mulia, menjunjung budi pekerti mulia, memberantas segala macam kerusakan jiwa dan mengendalikan nafsu syahwat untuk melawan kebejatan moral.

Di setiap pelosok, kemungkaran tetap berjalan dengan tenangnya, kita tanpa mampu mencegahnya, kaum wanita semakin berani dan tanpa malu membuka auratnya. Tubuhnya ditonjol-tonjolkan, pergaulan bebas muda-mudi tambah mencolok.

Kenapa ini semua, karena sampai hari ini kita belum menemukan pintu ke arah perbaikan dan kita tidak tahu jalannya.

Wahai putriku, pintu perbaikan ada dihadapanmu. Kunci pintu ada pada tanganmu. Jika engkau meyakininya dan engkau berusaha memasuki pintu itu, maka keadaan akan berubah dan menjadi baik.

Engkau benar putriku, bahwa kaum prialah yang pertama melangkah menempuh jalan dosa, bukan wanita, tetapi ingat, bahwa tanpa kerelaanmu dan tanpa kelunakan sikapmu, mereka tidak akan berkeras melangkah maju. Engkau membuka pintu kepadanya untuk masuk. Engkau berkata kepada pencuri:" Silahkan masuk".....dan setelah engkau kecurian barulah sadar. Baru enkau berteriak".....tolong.....tolong......aku kecurian". Kalau engkau tahu bahwa laki-laki itu serigala dan engkau domba, pastilah engkau akan lari, seperti larinya domba dalam ancaman cengkeraman serigala.

Laki-laki menghendaki yang paling berharga darimu.....yaitu harga diri dan kehormatanmu. Nasib seorang gadis yang direnggut kehormatannya lebih menyedihkan dari nasib seekor domba yang dimakan serigala.

Wahai putriku....Demi Allah, jangan percaya kepada omongan sebagian laki-laki, bahwa mereka memandangmu karena akhlak dan adabnya. Berbicara denganmu seperti sahabat dan apabila mencintainya hanyalah sebagai teman akrab" Bohong Bohong.....demi Allah ia bohong. Andai engkau mendengar sendiri pembicaraan antara mereka, engkau akan takut dan ngeri.

Tidak ada seorang pria melontarkan senyumannya kepadamu, berbicara dengan lembut dan merayu, memberikan bantuan dan pelayanan kepadamu, kecuali akan ada maksud-maksud tertentu. Setidak-tidaknya isyarat dirinya bahwa itu adalah langkah awal. Sesudah itu ia akan mengajakmu berkencan. Sesudah itu dia lupa dan pergi meninggalkanmu , sementara engkau ditinggalkan dan sungguh akan merasakan pahitnya dari pertemuan yang sebentar itu untuk selama-lamanya. Laki-laki yang telah membesarkan perutmu itu tidak dituntut atau dihukum oleh masyarakat zalim, bahkan...diberi ampunan dan di vonis bebas dengan alasan: "Dia yang dulu sat, tetapi sekarang sudah bertobat. Tetapi engkau akan terus kecewa dan terus dihina sepanjang umurmu. Masyarakat tidak akan mengampuni dosamu.

Seandainya, ketika dia mulai merayumu engkau tolak dengan sikap yang tegas......Engkau alihkan pandanganmu dari pandangannya. Seandainya sikapmu itu tidak menghentikan upayanya dan malah bersikap lebih brutal dengan mengucap kata-kata yang jorok dan menggunakan tangannya, cepat-cepatlah engkau lepas sepatu dari kakimu dan pikulkan ke kapalanya.....
Kalau engkau lakukanitu, pasti semua orang yang ada disekitar tempat itu akan serentak menolongmu. Sesudah itu......dia akan ngeri mengganggu wanita terhormat di jalan.

Wahai putriku...
Laki-laki yang baik dan shaleh, akan datang kepadamu, dengan segala kerendahan hati, memohonkan maaf, menawarkan kepadamu hubungan yang halal dan terhormat. Laki-laki pada dasarnya akan mencari wanita yang terhormat dan bukan wanita yang jalang atau bejat.

0 komentar: